Kamis, 04 Juni 2009

Neolibs

Pemilihan presiden yang akan datang memunculkan sebuah issue yaitu wacana tentang neo liberalisme (neo libs). ketika semua pasangan berlomba lomba menunjukan kecintaannya pada rakyat dan mengedepankan ekonomi yang pro rakyat maka paham ekonomi neolibs menjadi issue yang sangat populer karena paham tersebut dianggap berseberangan dan tidak pro rakyat. istilah neolibs ramai menjadi perbincangan ketika salah satu pasangan capres dan cawapres (SBY-Boediono) dituding menganut paham Neolibs lantaran kebijakan yang dianggap pro liberal seperti privatisasi, stabilitas makro tanpa pemerataan dan lain lain.

Masyarakat awam tentu bertanya tanya apa itu Neolibs, karena mereka mungkin lebih familiar dengan istilah Neozep (obat sakit kepala) ketimbang istilah tersebut. Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik akhir-abad keduapuluhan, neolibs merupakan redefinisi dan kelanjutan dari paham liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik yang mengurangi atau menolak penghambatan (campur tangan) oleh pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada penciptaan distorsi dan High Cost economy yang kemudian akan berujung pada tindakan koruptif. Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas merobohkan hambatan untuk perdagangan internasional dan investasi agar semua negara bisa mendapatkan keuntungan dari meningkatkan standar hidup masyarakat atau rakyat sebuah negara dan modernisasi melalui peningkatan efisiensi perdagangan dan mengalirnya investasi.

Paham liberalisme runtuh ketika era depresi hebat atau yang dikenal dengan istilah Great Deppression yang meluluh lantakan negara abang Sam pada tahun 1930an. ketika itu paham liberalisme yang meminimalisir peranan negara terbukti gagal dan John Maynard Keynes yang membawa konsep peranan negara dalam mengintervensi perekonomian muncul bak pahlawan yang menyelamatkan perekonomian pada saat itu. Setelah era keruntuhan liberalisme Neolibs lahir sebagai bentuk liberalisme gaya baru yang dipelopori sejumlah tokoh seperti Thatcher dan Reagan dan dikembangkan oleh teori gagasan ekonomi neoliberal yang telah disempurnakan oleh mahzab Chicago yang dipelopori oleh Milton Friedman.

Neolibs bertujuan menghidupkan paham yang mempercayai kekuasaan pasar sehingga individu akan bebas berusaha dan mengurangi intervensi negara. penerapan agenda neoliberal dimobilisasi oleh Bank Dunia dan IMF dalam suatu paket kebijakan bernama Konsensus washington. Konsensus Washington yang menjadi menu dasar program penyesuaian struktural IMF tersebut dalam garis besarnya meliputi : (1) pelaksanan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi negara dalam berbagai bentuknya, (2) pelaksanaan liberalisasi sektor keuangan, (3) pelaksanaan liberalisasi sektor perdagangan, dan (4) pelaksanaan privatisasi BUMN.

Yang menjadi pertanyaan apakah Indonesia saat ini menganut paham Neoliberalisme?. Jika melihat kebijakan yang sudah diambil sampai sekarang ini seperti pelaksanaan deregulasi, privatisasi beberapa BUMN seperti Telkom, Indosat dll, dan liberalisasi perdagangan boleh jadi Indonesia memang menganut paham pro pasar. tapi kita janganlah lupa Pemerintah juga menintervensi perekonomian dengan cara pemberian subsidi, stimulus perekonomian, dll. Saya teringat Pidato deklarasi SBY yang mengatakan bahwa dia menganut "Ekonomi Jalan Tengah" yaitu ekonomi terbuka yang berkeadilan serta pembangunan yang mengedepankan pro poor, pro job and pro growth. Menurut pendapat saya jalan tengah merupakan perpaduan antara sosialis yang mengutamakan peran pemerintah dan liberalis yang mengutamakan peran pasar. di era Globalisasi seperti sekarang ini memang tidak ada negara yang dapat menjalankan paham liberalisme murni atau sosialis murni. Negara sekelas Cina pun bergeser ke arah liberalisasi perdagangan yang ditandai dengan keikut sertaan mereka dalam organisasi WTO. Di sisi lain Amerika Serikat yang menganut paham liberal pun masih mensubsidi Petaninya dan memberikan Bail-out (Stimulus) ketika perekonomiannya menghadapi krisis yang disebabkan oleh suprime mortgage.

Yang menjadi hal yang terpenting sekarang adalah bagaimana perekonomian suatu negara dapat berjalan dan memberikan kesejahteraan sebesar-besarnya pada masyarakat. Ekonomi kerakyatan, Ekonomi jalan Tengah dan Ekonomi Kemandirian yang diusung para calon pemimpin kita hendaknya bertujuan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia. mungkin kita tak perlu begitu khawatir akan issue neolibs sebab ada hal yang lebih berbahaya dari Neolibs yaitu "neo lip service" yaitu obral janji yang biasa sering terdengar ketika kampanye dan tidak terealisasi ketika terpilih..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar